Pertanyaan di atas pernah dilontarkan oleh Nathan; putra saya. Saat itu saya secara refleks menjawab, “it’s for your own good.”
Kita semua mungkin sudah sering mendengar definisi mengenai apakah itu Karakter dan mengapa karakter yang baik sangat penting untuk dibangun di dalam kehidupan kita.
Setidak-tidaknya ada empat alasan yang mendasari semua tindakan yang kita lakukan: 1. karena takut 2. karena ada imbalannya (reward) 3. karena ada hukumannya (penalty) 4. karena kebenaran.
Karakter adalah melakukan apa yang seharusnya dilakukan, bukan karena alasan takut, menginginkan imbalan, atau karena menghindari hukuman. Karakter adalah keputusan untuk selalu melakukan yang benar simply karena itu adalah kebenaran.
Seseorang dengan karakter yang baik tidak membutuhkan penghargaan ataupun pengakuan dari orang lain untuk semua kebenaran yang ia lakukan. Sebaliknya, ia juga tidak menghindari kejahatan karena takut ataupun semata-mata karena menghindari konsekuensinya.
Mengapa Karakter Penting
Di dalam buku “A Box of Chocolates” saya menulis tentang Samson. Point saya di dalam tulisan tersebut adalah bahwa karakter sangat dibutuhkan untuk menghantarkan anak-anak kita meraih keberhasilan. Selain itu, karakter juga akan menjadi pilar yang akan kokoh menopang keberhasilan mereka, sehingga kesuksesan yang mereka raih akan bertahan sepanjang kehidupan mereka.
Akan tetapi, ketika saya sedang mempersiapkan artikel ini, saya menemukan lagi satu alasan mengapa karakter sangat penting untuk dibentuk di dalam kehidupan kita.
Perhatikan kutipan Firman Tuhan di bawah ini :
God blesses those who are humble, for they will inherit the whole earth. God blesses those who hunger and thirst for justice, for they will be satisfied. God blesses those who are merciful, for they will be shown mercy. God blesses those whose hearts are pure, for they will see God. God blesses those who work for peace, for they will be called the children of God. (Matthew 5:5-9, New Living Translation)
Ini adalah kotbah Yesus yang sangat terkenal. Di dalam Alkitab terjemahan bahasa indonesia, perikop ini diberi judul “ Kotbah di Bukit”.
Tuhan Yesus berkata bahwa Tuhan memberkati mereka yang lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci hatinya, pembawa damai.
Semua kriteria tersebut menunjukkan karakter Kerajaan Allah yang seharusnya dimiliki oleh kita semua; anak-anak Allah.
Ketika kita berusaha untuk membangun karakter-karakter tersebut di dalam kehidupan anak-anak, bukan hanya kita sedang mempersiapkan mereka untuk meraih keberhasilan yang akan bertahan sepanjang kehidupan mereka, akan tetapi kita juga sedang membangun kehidupan yang mendatangkan berkat Tuhan.
Sebagai orang tua, kita tentunya menghendaki supaya anak-anak kita memiliki kehidupan yang diberkati oleh Tuhan, bukan?
Di dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris, Matius 5:1-12 diberi judul “The Beatitudes” yang artinya “great happiness, blessedness”. Jadi, kalau boleh saya simpulkan, bahwa seseorang yang memiliki karakter-karakter yang disebutkan di dalam perikop ini akan memiliki kehidupan yang penuh dengan berkat Tuhan dan dianugerahi dengan kebahagiaan yang melimpah.
Saya ingin anak-anak saya memiliki kehidupan yang demikian. Saya yakin begitu pula dengan Anda. Jadi, mari kita mulai membangun karakter-karakter Kerajaan Allah tersebut di dalam kehidupan mereka. Dan biarlah pertolongan Tuhan yang akan menjadi kekuatan kita semua.
Hanna Carol saat ini menjabat sebagai penasehat dari Jakarta Praise Community Church (JPCC) Kids. Istri dari Pdt. Jose Carol (Senior Associate Pastor di JPCC), bersama dengan suaminya selama lebih dari 10 tahun, beliau bergerak dalam bidang pelayanan anak. Ibu dari Nathan dan Joanne ini juga menjadi salah seorang hope Ambassador bagi organisasi kemanusiaan World Vision Indonesia. Kerinduannya adalah agar setiap anak mengerti betapa berharganya mereka di mata Tuhan.
Judul blog ini diambil dari dua buku yang ia tulis: A Box of Chocolates: A Book on Parenting (2009) dan A Box of Chocolates for Two (2010), yang berisikan kumpulan pengalaman pribadi dan hikmat yang ia dapatkan sebagai seorang ibu, seorang istri, dan seorang pelayan Tuhan.