To read this blog in English, click here

Sunday, October 17, 2010

Simplicity is resourceful. 
When you simplify your life, 
you'll find more room, time, energy, and interest 
to do more things.

Friday, September 17, 2010

I am a gift to my world. 
The best thing that I can do is to become a better me. 
The best thing that I can give is the best of me.

Saturday, September 4, 2010

Our problem is what we adopt as a problem.

Wednesday, June 2, 2010

LET GO! 
For when you let go, it will really go away.

Saturday, May 29, 2010

GADIS KECIL DI DALAM LACI

Gadis kecil dalam laci
aman dalam tempat sembunyi
dunia tanpa peduli
hanya ada segenggam diri.

Gadis kecil mencari arti
di dalam laci jelujur hari
sketsa buram gambar diri
sukma sunyi luka hati.

     



Saturday, May 15, 2010

We laugh a good laugh,
cry a good cry,
life goes on,
and we're just got to move on.

Friday, May 14, 2010

I am what I am today because of His grace,
and what I will be tomorrow is within His favor.

Tuesday, May 11, 2010

God can use our talent to take us higher, 
but we need a bigger heart,
So there will be enough room for both success and humility.

Friday, April 9, 2010

As life is a journey, sometimes what matter the most is with whom we are walking through it.

Sunday, April 4, 2010

We are God's masterpiece. Handmade by his loving hands. Redeemed and healed by His blood. Restored by His mercy. That we may dance joyfully in His grace.

Thursday, March 11, 2010

You've always given me breathing room, a place to get away from it all,...
You've always taken me seriously, God, 
(Psalm 61:3-5, The Message)

Sunday, March 7, 2010

THE BEATITUDES (Great Happiness; Blessedness)


“Why do I have to be good?” 

Pertanyaan di atas pernah dilontarkan oleh Nathan; putra saya. Saat itu saya secara refleks menjawab, “it’s for your own good.”

Kita semua mungkin sudah sering mendengar definisi mengenai apakah itu Karakter dan mengapa karakter yang baik sangat penting untuk dibangun di dalam kehidupan kita.

Setidak-tidaknya ada empat alasan yang mendasari semua tindakan yang kita lakukan:
1.    karena takut
2.    karena ada imbalannya (reward)
3.    karena ada hukumannya (penalty)
4.    karena kebenaran.

Karakter adalah melakukan apa yang seharusnya dilakukan, bukan karena alasan takut, menginginkan imbalan, atau karena menghindari hukuman. Karakter adalah keputusan untuk selalu melakukan yang benar simply karena itu adalah kebenaran.

Seseorang dengan karakter yang baik tidak membutuhkan penghargaan ataupun pengakuan dari orang lain untuk semua kebenaran yang ia lakukan. Sebaliknya, ia juga tidak menghindari kejahatan karena takut ataupun semata-mata karena menghindari konsekuensinya.


Mengapa Karakter Penting

Di dalam buku “A Box of Chocolates” saya menulis tentang Samson. Point saya di dalam tulisan tersebut adalah bahwa karakter sangat dibutuhkan untuk menghantarkan anak-anak kita meraih keberhasilan.  Selain itu, karakter juga akan menjadi pilar yang akan  kokoh menopang keberhasilan mereka, sehingga kesuksesan yang mereka raih akan bertahan sepanjang kehidupan mereka.

Akan tetapi, ketika saya sedang mempersiapkan artikel ini, saya menemukan lagi satu alasan mengapa karakter sangat penting untuk dibentuk di dalam kehidupan kita.

Perhatikan kutipan Firman Tuhan di bawah ini :

God blesses those who are humble, for they will inherit the whole earth.
God blesses those who hunger and thirst for justice, for they will be satisfied.
God blesses those who are merciful, for they will be shown mercy.
God blesses those whose hearts are pure, for they will see God.
God blesses those who work for peace, for they will be called the children of God.
(Matthew 5:5-9, New Living Translation)

Ini adalah kotbah Yesus yang sangat terkenal. Di dalam Alkitab terjemahan bahasa indonesia, perikop ini diberi judul “ Kotbah di Bukit”.

Tuhan Yesus berkata bahwa Tuhan memberkati mereka yang lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci hatinya, pembawa damai.

Semua kriteria tersebut menunjukkan karakter Kerajaan Allah yang seharusnya dimiliki oleh kita semua; anak-anak Allah.

Ketika kita berusaha untuk membangun karakter-karakter tersebut di dalam kehidupan anak-anak, bukan hanya kita sedang mempersiapkan mereka untuk meraih keberhasilan yang akan bertahan sepanjang kehidupan mereka, akan tetapi kita juga sedang membangun kehidupan yang mendatangkan berkat Tuhan.

Sebagai orang tua, kita tentunya menghendaki supaya anak-anak kita memiliki kehidupan yang diberkati oleh Tuhan, bukan?

Di dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris, Matius 5:1-12 diberi judul “The Beatitudes” yang artinya “great happiness, blessedness”. Jadi, kalau boleh saya simpulkan, bahwa seseorang yang memiliki karakter-karakter yang disebutkan di dalam perikop ini akan memiliki kehidupan yang penuh dengan berkat Tuhan dan dianugerahi dengan kebahagiaan yang melimpah.

Saya ingin anak-anak saya memiliki kehidupan yang demikian. Saya yakin begitu pula dengan Anda. Jadi, mari kita mulai membangun karakter-karakter Kerajaan Allah tersebut di dalam kehidupan mereka. Dan biarlah pertolongan Tuhan yang akan menjadi kekuatan kita semua.

Monday, February 22, 2010


Launching "A Box of Chocolates For Two"



Thursday, January 28, 2010

A Box of Chocolates For Two

I love chocolates (especially the dark ones). Every now and then, I will take one to indulge myself, and it helps to recharge my energy to save the day.

Buku ini saya beri judul "A Box of Chocolates For Two" karena saya berharap buku ini akan me-"recharge" jiwa Anda sebagai orang tua. Di dalam "sekotak coklat" ini akan Anda temukan section khusus bagi ayah dan bagi ibu, sesuai dengan kekuatan dan peranan kita yang berbeda.

It is an honor to present this book to you and I hope you will enjoy reading it. May this book be the sweet little refreshment that will indulge your spirit and soul.

(Buku ini bisa di Pre-Order di Benih.com mulai 26 January 2010, dan akan diterbitkan pada 22 February 2010)

Thursday, January 21, 2010

Do your best, prepare for the worst - then trust GOD to bring victory. (Proverbs 21:31, The Message Bible)

Tuesday, January 19, 2010

No dream is too big. The question is how big you are for that dream. You might have (almost) everything, but most important is you have what it takes.

Thursday, January 14, 2010

God is good. Thus, HE gives us a good life. So, dance it!

Monday, January 11, 2010

God doesn't miss a thing. He cares. He is able and willing to make all our wishes come true. Plus, He is a good God who never fail. So, why worry? (Hanna Carol)
Life is about giving your best to the world and living a legacy. God created us to be the gift to this world. (Hanna Carol) 

LOVE, LIFE, FAMILY


Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Yesus kristus telah memberikan diri-Nya sendiri kepada kita sebagai hadiah yang tak akan pernah tertandingi nilainya; “the ultimate gift ever”.

Ia datang agar kita semua memiliki hidup. Bukan hanya hidup yang biasa-biasa saja, tetapi hidup di dalam kelimpahan.

Berbicara tentang “gift” (hadiah), saya yakin tidak ada orang yang tidak merasa bahagia ketika menerima hadiah. Akan tetapi tahukah Anda, bahwa ada kebahagiaan lebih tinggi, yaitu ketika kita memberi sesuatu / hadiah kepada orang lain.

Saya menemukan tiga hal yang merupakan hadiah terindah yang Tuhan berikan kepada saya di dalam kehidupan ini. Ketiga hal ini adalah hadiah yang paling bernilai dan berharga di dalam hidup saya. Ketiga hal ini jugalah yang akan merupakan hadiah yang paling indah yang dapat saya berikan kepada orang lain.


#1 The Gift of Love :

Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.(Yohanes 15:13)

Dosa menjadikan manusia menjadi “cacat” di dalam kasih; padahal Allah adalah kasih. Karena dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Citra dan gambar diri Allah di dalam manusia menjadi “cacat”.

Yesus Kristus mengembalikan nilai dan arti kasih yang sesungguhnya serta mendemonstrasikannya dengan sempurna kepada kita.

Manusia cenderung mengasihi sesuatu atau seseorang yang berpotensi untuk mengasihi kembali. Akan tetapi ketika saya tidak dapat tidur nyenyak pada saat anjing peliharaan kami sakit, atau ketika tanpa sadar saya memperhatikan dengan seksama bagaimana dokter hewan sedang memeriksa anjing kami, saya mulai menyadari satu hal.

Saya peduli akan kesehatan dan kesejahteraan anjing peliharaan kami, sama seperti saya memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak saya sendiri. Lebih daripada sekedar tanggung jawab, saya yakin kasih lah yang menjadi penyebabnya.

I am not a dog lover. I thought I was just being responsible to take a good care of our pet. But when he was sick, I learned that love is absolutely unconditional. We can love something or someone who does not have the capacity to love us back.

Jika kita menyadari bahwa kasih Allah adalah hadiah yang terindah di dalam hidup kita, maka kasih yang kita miliki juga akan menjadi hadiah yang paling bernilai yang dapat kita berikan kepada orang lain.


#2 The Gift of Life :

Di dalam sebuah wawancara, Oprah Winfrey bertanya kepada mendiang Michael Jackson, “Do you love your father?” dan jawabnya,”I love him, but I don’t know him.”

Bapa di Surga mengasihi kita, dan Ia ingin agar kita mengenal-Nya dan mengasihi-Nya sebagai pribadi yang kita kenal. Oleh karena itu Yesus datang ke dunia agar kita mengenal pribadi Allah.

Semasa hidup-Nya, Yesus Kristus memberikan seluruh sisi terbaik dari dirinya. Ia membangkitkan orang mati, memberkati anak-anak, membela dan mengangkat martabat seorang pelacur, makan bersama orang yang paling dikucilkan oleh masyarakat, dan lain sebagainya.

Apa yang Ia lakukan semasa hidup-Nya berdampak sampai sekarang. Karya keselamatan yang Ia kerjakan selama hidup-Nya terus bergulir melewati batas ruang dan waktu; lintas masa, lintas generasi.

This is what I believe, that life is about giving the best of you to the world and it is about leaving a legacy.

Hal inilah yang yang memotivasi saya untuk menulis dan mempublikasikan buku “A Box of Chocolates”. Saya percaya bahwa kita hidup di jaman ini, dengan segala latar belakang dan keberadaan kita adalah untuk memberikan dampak bagi dunia. Kita tidak hanya sekedar “numpang-lewat’ saja di bumi ini, akan tetapi ada tujuan dan rencana Tuhan mengenai eksistensi kita di muka bumi ini.

Ketika kita memberikan seluruh sisi terbaik dari semua yang kita miliki; materi, bakat, kemampuan, perhatian, dan kepedulian kita, maka kita sedang meneladani apa yang Tuhan Yesus lakukan. Dan alangkah baiknya jika semua perbuatan baik kita tidak terhenti ketika kehidupan kita berakhir. Alangkah baiknya jika kita berhasil meninggalkan sesuatu yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang, bahkan ketika kita tidak lagi ‘eksis’.

Finding our lives’ purpose, living it, and share it to the world would be the greatest gift that we can give. And it would be wonderful if we can leave something good for the generations to come, even long after we are gone.


#3 The Gift of Family :

Kita tidak dapat memilih di keluarga mana kita ingin dilahirkan. Kita tidak dapat memilih siapa yang akan menjadi ayah, ibu, dan saudara-saudara sekandung kita. Kemudian ketika kita membentuk keluarga kita sendiri, we have the chance to choose. Kita memilih siapa yang akan menjadi pasangan hidup kita (dan saya bersyukur bahwa saya hidup di jaman dan tempat dimana saya berhak untuk melakukannya). Kemudian ketika kita memiliki anak-anak, kembali lagi kita tidak dapat memilih seperti apa keturunan yang kita inginkan.

There are people that God entrusted in our lives to have and to hold.

Orang-orang terdekat yang berada di dalam kehidupan kita, baik itu orang-orang yang kita pilih, atau orang-orang yang tidak kita pilih, mereka Tuhan percayakan kepada kita untuk kita hargai dan kita kasihi.

Keluarga adalah hadiah Tuhan yang paling saya hargai. Suami dan anak-anak adalah orang-orang yang menerima dan mengasihi saya apa adanya.

Mother Theresa pernah berkata bahwa kasih berawal dari keluarga, kasih dimulai dari orang-orang terdekat kita, di rumah.

So, if we are talking about changing the world and make it a better place to live, we should start with the closest ones ; our own family.


Love extravagantly
Enjoy life abundantly
Never cease to cherish the people who are dearest to us
These are the best gifts we can give to the world.



Thursday, January 7, 2010

WONDERFUL TWO

Usia 1,5 - 3 tahun merupakan masa yang significant dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. It’s an important stage of development. Pada tahap ini anak-anak mulai memasuki tahap awal pendewasaan secara intelektual dan emosional. Mereka mulai menyadari bahwa mereka memiliki keinginan pribadi dan mulai merasakan gejolak emosi yang beraneka ragam; senang, sedih, kecewa, takut, excited, dan lain sebagainya.

Banyak orang menyebut fase perkembangan yang penting ini sebagai “terrible two” karena anak-anak yang semanis malaikat pun sepertinya secara tiba-tiba berubah karakternya, seratus delapan puluh derajat.

Parenting yang ideal pun tidak dapat mencegah terjadinya fase ini. Usaha terbaik yang dapat kita lakukan adalah dengan menolong anak-anak kita melalui fase ini dengan baik.

Seumpama seorang buta yang baru dicelikkan, demikian pula halnya dengan anak-anak pada masa ini. Tiba-tiba mereka “melihat” begitu banyak hal yang perlu dieksplorasi, dan pada saat yang bersamaan semuanya begitu asing dan baru bagi mereka.

Sebagai langkah pertama, kita dapat menolong mereka untuk mengidentifikasi semua perasaan dan keinginan yang mereka miliki. Kemudian berilah arahan yang singkat dan jelas tentang bagaimana mengatasinya.

Contoh, ketika seorang batita menangis menjerit-jerit. Pertama-tama, cari tahu apa yang menjadi pemicunya. Apakah karena ia menginginkan sesuatu atau karena penyebab yang lain. Misalnya ia menginginkan sesuatu yang letaknya terlalu tinggi sehingga ia merasa frustasi karena tidak bisa meraihnya, maka yang harus kita lakukan adalah:

1. Memeluk untuk menenangkannya terlebih dahulu.
2. Kemudian kita dapat menggendongnya mendekati benda yang ingin ia raih.
3. Berkomunikasilah dengannya; misalnya sambil berkata,”oh, adik mau ambil boneka ya? Adik kesal karena bonekanya terlalu tinggi.”
4. Kemudian setelah memberikan boneka tersebut, tatap matanya dan katakan,” Lain kali, adik beritahu mama. Tunjuk mainan yang adik mau, nanti mama ambilkan.”

Kasus dan penyelesaian dapat beraneka ragam, contoh kasus di atas hanya memberikan gambaran tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan. Yang paling penting adalah bahwa langkah penyelesaian kita haruslah memenuhi tujuan berikut:

1. Memeluk dan menenangkan batita pada saat ia tantrum akan memberi rasa aman kepadanya karena tantrum terjadi karena batita tersebut belum dapat berkomunikasi dengan sempurna dan emotionally confuse karena ia sendiri tidak tahu perasaan apa yang berkecamuk di dalam dirinya.
2. Mengidentifikasi masalah dan memberikan jalan keluar.
3. Mengidentifikasi perasaannya dan memperkenalkan kepadanya dengan istilah yang benar, misalnya kesal, marah, sedih, dan lain sebagainya.
4. Memberikan future solution; apa yang harus ia lakukan jika menemui masalah lagi. Ajarkan batita untuk pertama-tama mencoba untuk berkomunikasi (memberitahu mama, menunjuk, dan sebagainya) kemudian yakinkan kepadanya bahwa kita akan selalu bersedia untuk menolongnya.


Don’t miss this important phase of development. Saya menganjurkan Anda untuk membaca buku atau mencari referensi yang baik mengenai hal ini. Oleh karena itu saya tidak akan menguraikan lebih lanjut mengenai “terrible two”, akan tetapi saya ingin membawa Anda untuk melihatnya dari sisi yang lain.

Beberapa tahun yang lalu, saya dan suami mengunjungi sebuah istana bernama Linderhoff yang terletak di Ammergau Alps, Germany. Istana ini merupakan kediaman dari raja Bavaria pada abad ke-18; King Ludwig II.

Sebelumnya, saya pernah melihat foto-foto dari istana ini yang sangat terkenal akan keindahan tamannya. Tetapi masalahnya kami datang pada musim dingin (winter). Saya tidak menemukan kebun yang indah seperti yang saya lihat di foto, malah sebaliknya yang saya lihat hanya dahan-dahan gundul yang semua pucuknya terbungkus dengan plastik. Sebuah kenyataan yang sangat jauh dari ekspektasi saya.

Masih lekat dalam ingatan saya ketika kami berjalan-jalan di taman tersebut, kami sempat berbincang-bincang dengan penjaga taman tersebut. Dan yang paling saya ingat adalah jawabannya ketika saya bertanya mengapa semua dahan satu per satu harus dibungkus dengan plastik. Ternyata selama musim dingin semua pucuk dahan harus dilindungi agar tidak mengering dan ketika musim semi tiba, semua dahan tersebut akan mampu menghasilkan bunga-bunga dan daun-daun yang indah. Jadi selama musim dingin, sang penjaga taman justru harus merawat dengan lebih hati-hati setiap dahan agar tidak menjadi kering.

Saya pikir, sama seperti penjaga taman tersebut, “terrible two” adalah masa dimana kita harus berusaha lebih keras dan sepertinya tanpa hasil. Tidak terlihat bunga-bunga indah yang dihasilkan dengan jerih payah kita, yang ada hanya dahan-dahan yang gundul.

Akan tetapi jika kita bisa membayangkan sebuah taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang indah beraneka warna, maka kita akan semakin hati-hati merawat setiap pucuk dahan yang ada.

Sepasti matahari akan terbit esok hari, sepasti itulah hari akan berganti. Musim akan berlalu, tak peduli apakah kita siap atau tidak. Bagaimana kita menikmati musim yang baru akan sangat tergantung dari bagaimana kita mempersiapkannya di musim yang lalu.

Ketika musim semi datang, kita akan melihat bunga-bunga indah bermekaran jika kita merawat pucuk-pucuk pohon dengan baik di kala musim dingin.

Jika kita lengah, kita akan cenderung untuk mengeluh lagi di musim semi karena kita tidak menemukan bunga-bunga di pohon kita, sementara kita melihat keindahan taman orang lain.

Just remember this, after winter will come the spring, when everyday the sun seems to shine a little brighter.


Digest:

There are times when we can’t see the beauty yet, but if we do the right thing during the winter, we will surely harvest the fruit of our hard work. If we navigate our children through their hard time, we will definitely take pleasure in the outcome when the new season arrives. So, there is no “terrible two”. There is only “wonderful two”,
because to everything there is a season, A time for every PURPOSE under heaven (Ecclesiastes 3:1, NKJV)

(diambil dari buku "A Box of Chocolates for Two)

Sunday, January 3, 2010

FLUFFY COTTONVILLE STORY




@Fluffycottonville, days are sweet and full of beautiful colors. Even in dark fluffydays, the villagers still choose to be fluffyjolly because life is fluffyprecious.

ONE DAY IN FLUFFY COTTONVILLE





Friendship and grouphugs are the lifestyle. Meet the Fluffychattysistas:


ONE DAY IN FLUFFY COTTONVILLE



Meet the stars; Fluffydiscoroma & Fliffybebe


ONE DAY IN FLUFFY COTTONVILLE




Party or not, everyday is a thank'sgiving day with DJ Floffo, Fluffabartandarocco, Fluffydiscoroma, and Fliffojackorama.

ONE DAY IN FLUFFY COTTONVILLE




Meet the Fluffycottonville people:

ONE DAY IN FLUFFYCOTTONVILLE




Meet the Fluffycottonville people:

ONE DAY IN FLUFFYCOTTONVILLE




Meet the Fluffycottonville people :

ONE DAY IN FLUFFY COTTONVILLE



It's New Year! Everybody in Fluffycottonville is so happy. Mommafliffa is cooking delicioso zuppa and Daddafliffo is preparing roastabambabina.

Saturday, January 2, 2010


Life is a celebration. Welcoming the year of 2010 with laughter and joy. Sharing great time with great friends. Praying for days full of beautiful bright colors. Grateful for what has passed and hopeful for many more to come.