To read this blog in English, click here

Monday, January 11, 2010

LOVE, LIFE, FAMILY


Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Yesus kristus telah memberikan diri-Nya sendiri kepada kita sebagai hadiah yang tak akan pernah tertandingi nilainya; “the ultimate gift ever”.

Ia datang agar kita semua memiliki hidup. Bukan hanya hidup yang biasa-biasa saja, tetapi hidup di dalam kelimpahan.

Berbicara tentang “gift” (hadiah), saya yakin tidak ada orang yang tidak merasa bahagia ketika menerima hadiah. Akan tetapi tahukah Anda, bahwa ada kebahagiaan lebih tinggi, yaitu ketika kita memberi sesuatu / hadiah kepada orang lain.

Saya menemukan tiga hal yang merupakan hadiah terindah yang Tuhan berikan kepada saya di dalam kehidupan ini. Ketiga hal ini adalah hadiah yang paling bernilai dan berharga di dalam hidup saya. Ketiga hal ini jugalah yang akan merupakan hadiah yang paling indah yang dapat saya berikan kepada orang lain.


#1 The Gift of Love :

Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.(Yohanes 15:13)

Dosa menjadikan manusia menjadi “cacat” di dalam kasih; padahal Allah adalah kasih. Karena dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Citra dan gambar diri Allah di dalam manusia menjadi “cacat”.

Yesus Kristus mengembalikan nilai dan arti kasih yang sesungguhnya serta mendemonstrasikannya dengan sempurna kepada kita.

Manusia cenderung mengasihi sesuatu atau seseorang yang berpotensi untuk mengasihi kembali. Akan tetapi ketika saya tidak dapat tidur nyenyak pada saat anjing peliharaan kami sakit, atau ketika tanpa sadar saya memperhatikan dengan seksama bagaimana dokter hewan sedang memeriksa anjing kami, saya mulai menyadari satu hal.

Saya peduli akan kesehatan dan kesejahteraan anjing peliharaan kami, sama seperti saya memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak saya sendiri. Lebih daripada sekedar tanggung jawab, saya yakin kasih lah yang menjadi penyebabnya.

I am not a dog lover. I thought I was just being responsible to take a good care of our pet. But when he was sick, I learned that love is absolutely unconditional. We can love something or someone who does not have the capacity to love us back.

Jika kita menyadari bahwa kasih Allah adalah hadiah yang terindah di dalam hidup kita, maka kasih yang kita miliki juga akan menjadi hadiah yang paling bernilai yang dapat kita berikan kepada orang lain.


#2 The Gift of Life :

Di dalam sebuah wawancara, Oprah Winfrey bertanya kepada mendiang Michael Jackson, “Do you love your father?” dan jawabnya,”I love him, but I don’t know him.”

Bapa di Surga mengasihi kita, dan Ia ingin agar kita mengenal-Nya dan mengasihi-Nya sebagai pribadi yang kita kenal. Oleh karena itu Yesus datang ke dunia agar kita mengenal pribadi Allah.

Semasa hidup-Nya, Yesus Kristus memberikan seluruh sisi terbaik dari dirinya. Ia membangkitkan orang mati, memberkati anak-anak, membela dan mengangkat martabat seorang pelacur, makan bersama orang yang paling dikucilkan oleh masyarakat, dan lain sebagainya.

Apa yang Ia lakukan semasa hidup-Nya berdampak sampai sekarang. Karya keselamatan yang Ia kerjakan selama hidup-Nya terus bergulir melewati batas ruang dan waktu; lintas masa, lintas generasi.

This is what I believe, that life is about giving the best of you to the world and it is about leaving a legacy.

Hal inilah yang yang memotivasi saya untuk menulis dan mempublikasikan buku “A Box of Chocolates”. Saya percaya bahwa kita hidup di jaman ini, dengan segala latar belakang dan keberadaan kita adalah untuk memberikan dampak bagi dunia. Kita tidak hanya sekedar “numpang-lewat’ saja di bumi ini, akan tetapi ada tujuan dan rencana Tuhan mengenai eksistensi kita di muka bumi ini.

Ketika kita memberikan seluruh sisi terbaik dari semua yang kita miliki; materi, bakat, kemampuan, perhatian, dan kepedulian kita, maka kita sedang meneladani apa yang Tuhan Yesus lakukan. Dan alangkah baiknya jika semua perbuatan baik kita tidak terhenti ketika kehidupan kita berakhir. Alangkah baiknya jika kita berhasil meninggalkan sesuatu yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang, bahkan ketika kita tidak lagi ‘eksis’.

Finding our lives’ purpose, living it, and share it to the world would be the greatest gift that we can give. And it would be wonderful if we can leave something good for the generations to come, even long after we are gone.


#3 The Gift of Family :

Kita tidak dapat memilih di keluarga mana kita ingin dilahirkan. Kita tidak dapat memilih siapa yang akan menjadi ayah, ibu, dan saudara-saudara sekandung kita. Kemudian ketika kita membentuk keluarga kita sendiri, we have the chance to choose. Kita memilih siapa yang akan menjadi pasangan hidup kita (dan saya bersyukur bahwa saya hidup di jaman dan tempat dimana saya berhak untuk melakukannya). Kemudian ketika kita memiliki anak-anak, kembali lagi kita tidak dapat memilih seperti apa keturunan yang kita inginkan.

There are people that God entrusted in our lives to have and to hold.

Orang-orang terdekat yang berada di dalam kehidupan kita, baik itu orang-orang yang kita pilih, atau orang-orang yang tidak kita pilih, mereka Tuhan percayakan kepada kita untuk kita hargai dan kita kasihi.

Keluarga adalah hadiah Tuhan yang paling saya hargai. Suami dan anak-anak adalah orang-orang yang menerima dan mengasihi saya apa adanya.

Mother Theresa pernah berkata bahwa kasih berawal dari keluarga, kasih dimulai dari orang-orang terdekat kita, di rumah.

So, if we are talking about changing the world and make it a better place to live, we should start with the closest ones ; our own family.


Love extravagantly
Enjoy life abundantly
Never cease to cherish the people who are dearest to us
These are the best gifts we can give to the world.



No comments:

Post a Comment